Gangguan Pencernaan yang Sering Menyerang Lansia – Mereka yang berusia lanjut umumnya sering menderita gangguan pencernaan. Bertambahnya usia sering dikaitkan dengan meningkatnya masalah kesehatan dalam tubuh, termasuk gangguan pada sistem pencernaan.

Gangguan Pencernaan yang Sering Menyerang Lansia

Tidak dapat disangkal, seiring bertambahnya usia, banyak fungsi tubuh yang menurun. Hal ini menyebabkan sistem pencernaan bekerja kurang efisien dari sebelumnya. Otot menjadi kaku, lemah dan tidak efisien. Sel-sel tubuh juga tidak beregenerasi secepat saat masih muda, sehingga jaringan dalam sistem pencernaan menjadi lebih sensitif dan rentan cedera.

Bagaimanapun, ini adalah gangguan pencernaan yang sering dialami orang tua:

penyakit divertikular

Hampir setengah dari orang berusia 60 atau lebih tua memiliki divertikulosis. Ini terjadi ketika kantung kecil di lapisan usus besar menonjol di sepanjang dinding usus. Gejala yang mungkin terjadi antara lain kembung, kram, dan sembelit. Meskipun biasanya tidak menyebabkan masalah besar dan memerlukan perawatan khusus, ini dapat menyebabkan jaringan parut. Jika kantung meradang, itu karena divertikulitis yang dapat menyebabkan sakit perut, kram, demam, menggigil, mual dan muntah. Antibiotik dan pereda nyeri dapat mengobati divertikulitis.

Sembelit

Konstipasi merupakan salah satu gangguan pencernaan yang paling sering terjadi pada lansia. Sembelit mempengaruhi intensitas buang air besar. Gejalanya termasuk buang air besar yang lebih lambat dan tinja yang lebih keras. Orang lanjut usia yang rutin minum obat juga rentan mengalami sembelit. Misalnya, obat untuk menstabilkan tekanan darah dan pereda nyeri diketahui menyebabkan gangguan pencernaan.

GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah gangguan pencernaan yang paling umum pada orang tua. Namun, ada kemungkinan bahwa orang-orang dari segala usia juga dapat mengalaminya. GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan mulas.

Tanda dan gejala termasuk mulas, rasa asam atau pahit di bagian belakang mulut atau tenggorokan, kesulitan menelan, mual, nyeri dada, dan banyak lagi. Selain penuaan, faktor risiko yang menyebabkan GERD termasuk obesitas, diet tinggi lemak, obat-obatan tertentu, stres, merokok, dan penggunaan alkohol berat.

Baca Juga : Cara Mengobati Fistula Ani

Radang sendi

Banyak orang tua menggunakan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAiDs) untuk mengendalikan rasa sakit akibat radang sendi atau nyeri kronis lainnya. Penggunaan NSAID secara teratur dapat meningkatkan risiko perdarahan lambung dan tukak lambung.

Polip

Setelah usia 50 tahun, risiko mengembangkan polip (gumpalan kecil sel yang terbentuk di usus besar) meningkat. Polip umumnya jinak atau non-kanker, tetapi mereka juga bisa menjadi kanker. Hingga saat ini, penyebab polip masih belum diketahui. Diet dan genetika dapat mempengaruhi pembentukan polip.

Biasanya polip tidak menimbulkan gejala yang khas. Itu sebabnya Anda harus melakukan kolonoskopi jika Anda berusia di atas 50 tahun. Orang dengan riwayat keluarga kanker usus besar atau faktor risiko lainnya harus diskrining lebih awal.

Lima gangguan pencernaan di atas umumnya dialami oleh para lansia. Tak heran jika para lansia dianjurkan untuk menjaga kesehatan sistem pencernaan dan tubuh secara keseluruhan dengan minum obat yang tepat dan benar, tetap aktif, mengkonsumsi serat, banyak minum cairan, mengatur berat badan ideal dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur.